Senin, 18 Oktober 2010

TI

© 2004 Zudiana Posted: 12 December, 2004
Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702)
Sekolah Pasca Sarjana / S3
Institut Pertanian Bogor
Desember 2004
Dosen:
Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng, M F (Penanggung Jawab)
Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc
Dr. Ir. Hardjanto, M.S

APLIKASI TEKNOLOGI REMOTE SENSING (NOAA)
DALAM PENENTUAN FISHING GROUND
Oleh :
Zudiana
C261020111/SPL
zanadiazld@yahoo.com
Abstrak
Sumberdaya ikan di perairan Indonesia belum dikelola secara optimal terutama di perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indoensia (ZEEI), tetapi sulit menentukan daerah potensial sebagai daerah penangkapan ikan (fishing ground) sehingga diperlukan teknologi penginderaan jarak jauh (digital dan visual citra satelit NOAA-14/AVHRR) untuk pemanfaatan sumberdaya secara optimal.
Key words : Fisihing ground dan NOAA-14/AVHRR.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, memiliki perairan laut dengan luas 5,9 juta km2 dan sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Salah satu jenis hayati laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena merupakan komoditas eksport dan banyak tersebar di perairan Indonesia adalah ikan pelagis, baik dari jenis ikan pelagis besar maupun ikan pelagis kecil.
Hasil kajian yang dilakukan oleh komisi ilmiah pengkajian stok ikan (stock accessment) menunjukkan bahwa bila sumberdaya ikan di perairan Indonesia dikelolah secara optimum maka dapat dimanfaatkan sampai 6,26 juta ton pertahun. Kenyataannya tingkat pemanfaatan perairan laut Indonesia pada tahun 1997 baru mencapai 3,5 juta ton pertahun atau sekitar 56% saja dari jumlah keseluruhan. Dari total potensi yang digambarkan di atas, ikan pelagis memiliki jumlah terbesar yaitu 4,29 juta ton, terdiri dari pelagis kecil 3,23 juta ton dan 1,054 juta ton ikan pelagis besar.
Di masa yang akan datang, prospek pembangunan perikanan Indonesia menjadi salah satu kegiatan ekonomi strategis dan dinilai cerah. Hal ini juga dimungkinkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat dunia yang mengalami pergeseran pola konsumsi ke produk-produk perikanan dan hasil laut. Disamping itu keterbatasan kemampuan pasok perikanan dunia akan menjadikan ikan sebagai salah satu komoditi strategis dunia. Hal ini sangat didukung oleh potensi perikanan yang dimiliki Indonesia. Hal lain yang semakin mendorong terciptanya pembangunan perikanan yang berbasis pada kepentingan masyarakat adalah lahirnya kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Permasalahan utama yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia adalah sulitnya menentukan daerah potensial sebagai lokasi penangkapan ikan (fishing ground). Pada umumnya nelayan di Indonesia masih menggunakan cara-cara konvensional, yaitu hanya dengan memanfaatkan panca indera yang dimiliki oleh nelayan. Keterbatasan panca indra nelayan dalam menduga fishing ground tidak hanya menyebabkan inefisiensi penggunaan bahan bakar sebanyak 60%-70%, tetapi juga menyebabkan terkonsentrasinya kapal-kapal penangkap ikan di lokasi tertentu. Sebagai akibatnya pada daerah tertentu terjadi pengeksploitasian secara berlebihan (over fishing). Jika hal ini dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu tertentu kelestarian sumberdaya perikanan akan terganggu, sebaliknya pada daerah yang memiliki potensi ikan yang cukup besar justru tidak dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu perlu disiasati suatu cara agar kegiatan penangkapan ikan menjadi efektif, yakni dengan memanfaatkan data satelit
penginderaan jarak jauh yang saat ini datanya sudah dapat diperoleh di Indonesia.

1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini diberikan untuk menggambarkan peranan penting perlunya pemanfaatan teknologi remote sensing, dalam upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan secara optimum, khususnya dengan penggunaan data NOAA/14-AVHRR. Yang dapat diakses dan diolah dengan menggunakan perangkat lunak (soft ware).

2. TEKNOLOGI PENGINDERAAN JARAK JAUH
2.1. Pemanfaatan Penginderaan Jarak Jauh
Pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa penggunaan yaitu:
1. Untuk membantu eksplorasi sumberdaya alam
2. Untuk prediksi dan pemantauan perubahan cuaca
3. Untuk kepentingan militer dalam menjaga stabilitas bangsa dari ancaman
4. Untuk keperluan navigasi
5. Untuk penentuan posisi di permukaan bumi
Khusus untuk penginderaan jarak jauh dalam bidang eksploitasi sumberdaya perikanan pada saat ini beberapa satelit sedang beroperasi, misalnya satelit seaStar, satelit TOPEX/Poseidion (Topografi Experiment for Ocean Circulation) 1002 dan satelit OKEAN yang berarti lautan 1995.
Untuk satelit seastar merupakan satelit yang dibiayai dan dioperasikan secara komersial oleh perusahaan swasta yaitu Orbital Science Corporation (OSC) yang berkedudukan di Dulles. Dengan terpasangnya peralatan SeaWiFS (sea Viewing Wide Field of View Sensor) pada satelit seaStar maka satelit ini akan mampu mengukur pertumbuhan dan konsentasi fitoplankton di permukaan laut.
Satelit TOPEX-Poseidion yang dikembangkan bersama oleh NASA-JPL USA dan CNES (Centre National d’Etudes Spatiales) Perancis dapat digunakan untuk memetakan topografi lautan dan modelisasi perubahan global sirkulasi dan permukaan laut. Untuk satelit OKEAN/Rusia dioperasikan untuk memantau temperatur permukaan air laut, keepatan angin, warna laut, status liputan es, curah hujan dan liputan awan.
Selain ketiga satelit di atas , satelit cuaca NOAA-USA yang membawa sensor AVHRR juga dapat dimanfaatkan untuk membantu eksplorasi sumberdaya laut. Citra satelit yang dihasilkan dapat dianalisis dan dinterpretasikan untuk menentukan distribusi suhu permukaan laut pada perairan yang cukup luas secara sinoptik (meliputi seluruh wilayah Indonesia hanya dalam dua lintasan berurutan). Suhu permukaan laut ini merupakan salah satu indikator dalam menentukan daerah fishing ground. Tingginya frekuensi pengamatan (empat lintasan sehari) dan biaya operasional yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan cara lainnya merupakan keunggulan dari pemanfaatan tekhnik penginderaan jarak jauh. Observasi melalui satelit ini juga akan sangat berguna untuk pengamatan fenomena oseanografi, khusunya upwelling dan temprature front yang merupakan indikator dari daerah potensi ikan yang tinggi. Diharapkan dengan tersedianya informasi seperti ini akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisien penangkapan ikan di laut.

2.2 Teknik Pengumpulan Data
Data oseanografi fisika (suhu, salinitas dan arus permukaan) dan biologi (kelimpahan plankton) merupakan data sekunder. Laporan tahunan pelabuhan perikanan yang terdapat pada propinsi Kalimantan Barat, Riau dan Sumatera Selatan, yaitu PPP pelangkat Kalbar), PPP Tarempa (Riau) dan PPI manggar (Sumsel) dianggap telah mewakili daerah penangkapan perikanan di Indonesia sebagai daerah penelitian. Data citra satelit NOAA-14/AVHRR diperoleh dari stasiun penerima NOAA BPP teknologi Jakarta pada koordinan 101oBT-113oBT dan 6oLS-9oLU pada musim peralihan satu (Maret-Mei) dan musim Timur (Juni-Agustus). Selain data citra NOAA data rerata konsentrasi pigmen phytoplankton (kelimpahan klorofil) dari satelit SeaWiFS juga digunakan yaitu pada bulan April sampai Juni (musim peralihan satu) dan Juli-september (musim timur).
Tahapan pemrosesan analisis digital dan visual citra satelit NOAA-14/AVHRR adalah :
1. Pemilihan Citra : Citra hasil perekaman dari stasiun penerima dipilih yang
bebas awan atau citra dengan penutupan awan sedikit, sehingga tidak
mengurangi informasi dari sebahagian objek yang diteliti. Proses pemilihan
citra dan cropping dilakukan menggunakan perangkat lunak N Capture 3.0
2. Perhitungan Suhu Permukaan Laut (SPL) : Kanal yang dipakai untuk
memperoleh nilai SPL adalah kanal 4 dan 5 dari satelit NOAA-14/AVHRR.
Nilai SPL diperoleh melalui konversi bilangan integer 8 bit (dari citra kanal 4
dan 5 yang memiliki digital number 0-255) ke dalam derajat celcius (oC)
dengan menggunakan perangkat lunak ILWIS (Integrated Load and Water
Information System).
Mulai
Data Inderaja
NOAA kanal 4, 5
Data sekunder
- Oseanografi
- Data tangkapan ikan
Bebas
Awan
Tidak
Ya
Interpretasi digital dan
manual :
- Cropping
- Penajaman citra
- Formula SPL
- Koreksi geometrik
- Peta
- Grafik
- Tabel
Floting
Peta SPL
Citra digital
Konversi
raster ke
vektor

2.3 Kendala Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jarak Jauh di Indonesia
Pemanfaatan data penginderaan jarak jauh di Indonesia memiliki beberapa kendala (kutipan makalah Aryo Handoyo dalam Hanggono, 1998) yaitu :
1. Masalah liputan awan, dimana kita ketahui bahwa keadaan alam tidak selamanya sesuai dengan keadaan yang diinginkan sebagai syarat photo dari citra yang baik.
2. Kendala mixel (mix-pixel)
3. Perbedaan renpon spectral dalam objek yang sama pada sebuah citra satelit
4. Keterbatasan tersedianya data eksogen
Dalam pemanfaatan data satelit NOAA-12 untuk perhitungan SPL dan identifikasi data fishing ground. Diantara permasalahan di atas masalah liputan awan dan ketersediaan data eksogen menjadi kendala utama dalam membantu mengindetifikasi daerah tersebut.
Letak negara Indonesia yang membentang di sepanjang ekuator dalam iklim tropis ternyata menyebabkan sulitnya perolehan data satelit. Sebagai ilustrasi dalam SATTIN project (satellite application technologi transfer in Indonesia), upaya untuk menghasilkan 176 lembar space map (peta citra) berskala 1:50.000 di wilayah Indonesia bagian timur, dibutuhkan lebih dari 7000 scenes citra SPOT yang diperoleh dari satelit SPOT 1,2 dan 4. Dampak dari liputan awan yang tinggi adalah sulitnya memperoleh citra (untuk daerah-daerah tertentu) hal ini terutama terjadi pada musim hujan dengan liputan awan kurang dari 10%. Dalam penangkapan ikan di laut dengan bantuan satelit penginderaan jauh, kendala umum yang dihadapi adalah keberadaan daerah fishing ground yang bersifat dinamis/berpindah-pindah mengikuti pergerakan ikan. Secara alami ikan akan memilih daerah yang lebih sesuai, sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi oceanografi perairan, sehingga dengan demikian perlu dilakukan pemanfaatan secara terus menerus dan berkelanjutan.
Pemanfaatan satelit dengan sensor optik seperti sateli NOAA-AVHRR juga sangat terpengaruh dengan liputan awan. Dengan demikian kondisi permukaan laut tidak dapat dipantau pada saat tertutup awan. Dengan alasan ini penggunaan data satelit yang dihasilkan dengan melalui sistem pencitraan radar, seperti citra satelit TOPEX menjadi sangat membantu dalam mengupayakan estimasi daerah fishing ground, yang artinya pengunaan citra ini akan semakin akurat apabila dikombinasikan dengan penggunaan satelit lain.
Data eksogen yang berupa peta seringkali sangat membantu dalam kegiatan verifikasi citra, tersedianya peta-peta distribusi salinitas, konsentrasi fitoplankton, peta sebaran jenis ikan dan lain-lain, akan memudahkan seorang interpreter dalam melakukan ektraksi informasi dari sebuah citra satelit. Terbatasnya ketersediaan peta termatik dan informasi lainnya dapat dianggap sebagai salah satu kendala dalam pemanfaatan citra satelit NOAA-AVHRR di Indonesia.

3. HASIL ANALISIS PENGGUNAAN CITRA
3.1. Waktu Akusisi Data Satelit
Satelit NOAA-AVHRR yang mengorbit polar didesain untuk dapat memantau permukaan bumi dalam skala luas. Satelit NOAA ditargetkan dapat meliputi seluruh permukaan bumi dengan bergerak dari selatan ke utara pada orbitnya di satu sisi bumi (ascending pass) dan kebalikannya dari utara ke selatan pada sisi bumi yang lainnya (descending pass) Untuk wilayah Indonesia, dalam satu kali liputannya satelit NOAA-AVHRR dapat mencakup luasan maksimum 2048 pixel. Sebuah pixel citra satelit NOAA-AVHRR berukuran 1,1 km X 1,1 km. Dengan demikian hanya dalam satu kali orbita luas daerah Indonesia sebesar 2/3 dapat diliput. Dalam satu hari kurang lebih 24 jam, groun station satelit NOAA_AVHRR milik BPPT dapat menerima minimal 2 citra dan maksimal 4 citra untuk daerah yang berbeda yaitu dua data dari ascending orbit dan dua citra dari descending orbit. Untuk seri satelit NOAA-12 data ascending diterima pada sore dan malam hari, sedangkan data descending diperoleh pada saat subuh dan pagi hari.

3.2. Kondisi Liputan Awan
Sensor AVHRR yang dibawa oleh satelit NOAA adalah multi spectral scanner dengan lima band pada panjang gelombang yang berbeda, mulai dari sinar tampak dan far infrared(infrared jauh). Band 2 lebih sesuai digunakan untuk mengobservasi bumi (dalam bentuk (quick look) pada siang hari. Sedangkan band 3 lebih bagus digunakan untuk menampilkan quick look pada malam hari. Dengan menggunakan kedua band spectral ini kita dapat melihat kondisi/data secara cepat, sehingga dapat dianalisis dengan cepat termasuk kondisi awan.
Sebagaimana umumnya sensor yang berkerja pada sinar tampak dan infra merah, sensor AVHRR tidak dapat menembus awan sehingga pada saat mengorbit di atas lokasi yang tertutup awan sensor AVHRR tidak dapat mendeteksi kondisi perairan yang ada di bawahnya. Untuk wilayah Indonesia liputan awan terbanyak umumnya terjadi pada saat musim hujan yang biasanya berlangsung antara bulan oktober sampai bulan februari. Liputan awan pada musim hujan tidak hanya menutupi wilayah di daratan saja, namun juga wilayah perairan/lautnya. Ada saat musim hujan bukan hanya daerah yang tertutup awan saja yang tidak dapat diolah lebih lanjut, tetapi data yang tertutup awan tipis dan daerah bayangan awan juga tidak dapat diekstrak informasinya. Sehingga pada periode musim hujan sngat sedikit citra yang dapat dimanfaatkan untuk dianalisis lebih lanjut menjadi citra suhu permukaan laut (SPL) yang menjadi dasar pemetaan daerah penagkapan ikan.

3.3. Pemilihan Data
Data terpilih adalah data hasil akusisi, baik pada saat ascending orbit (data pada saat sore dan malam hari) maupun data ascending orbit (data pada saat subuh dan pagi hari) yang bebas awan atau sedikit berawan pada lokaisi yang sedang diamati. Untuk itu ditetapkan kriteria bahwa citra satelit yang digunakan adalah citra yang tutupan awannya tidak lebih dari 50% untuk masing-masing daerah yang diamati. Dari data BPPT sampai pada akhir februari 2002 data satelit NOAA AVHRR yang dapat diakusisi mencapai 152 citra (raw data). Data ini merupakan data akusisi global yang meliputi daerah Indonesia bagian barat sampai bagian tengah dengan luas cakupan 2048 pixel. Sekitar 52% data yang dapat diakusisi tadi tertutup awan, dengan luasan tutupan awan 75% sehingga tidak dapat dimanfaatkan sama sekali. Sedangkan sisanya sebanyak 75 data lagi dapat dimanfaatkan. Sehingga dengan demikian kita dapat membuat estimasi manfaat dari penggunaan data ini, terutama ditinjau dari resiko dalam pengambilan datanya (raw data), contoh data akan ditampilkan di bawah ini
Daerah Pengamatan Raw Data Berawan banyak
Berawan
Sedikit

Barat Sumatera-selat Sunda 44 23 21

Selat jawa dan Laut Jawa 31 22 9
Selat Makasar dan Flores 32 10 22
Nusatenggara dan L Timor 26 16 10
Perairan Kendari dan L. Banda 19 6 13
:
Tabel . Jumlah data Satelit NOAA-AVHRR Januari-Februari 2000.

Dengan demikian data terpilih yang ada di atas saja yang akan digunakan dalam menganalisis daerah potensila fishing ground. Berdasarkan hasil pengamatan kendati data yang diberikan ini sudah dapat digunakan, namun beberapa daerah khususnya daerah terpencil seperti SIBOLGA masih belum menggunkan data ini, hal ini menjadi salah satu akibat kurangnya sosialisasi terhadap penggunaan data tersebut.

3.4. Peta Daerah Potensi Penangkapan Ikan
Peta fishing ground yang ada di daerah Indonesia dibuat berdasarkan informasi suhu permukaan laut yang merupakan salah satu parameter lingkungan laut dalam menentukan lokasi front di wilayah terbuka dan diduga berkaitan dengan tingkah laku ikan. Informasi ini akan diperoleh dari hasil pemrosesan data satelit NOAA-AVHRR yang terpilih dan bebas/sedikit dari tutupan awan. Seperti yang digambarkan dalam proses pengambilan data dan pengolahan data, tahapan-tahapan di atas telah termasuk tahapan :
1. Konversi data mentah menjadi parameter fisis
2. Koreksi atmosferik
3. Deteksi dan eliminasi awan
Pada hakekatnya pemrosesan data untuk mendapatkan peta fishing ground adalah pemrosesan data untuk menghasilkan temperatur menggunakan sensor thermal infrared AVHRR. Proses lanjutan yang dilakukan sebelum peta potensi tangkapan ikan adalah tes akurasi algoritma yang digunakan untuk menentukan ketepatan suhu permukaan laut (SPL) untuk setiap pixelnya, yang layak sebagai dasar pemetaan daerah tangkapan ikan. Untuk mendukung tuntutan ini, peralatan stasiun bumi penerima data satelit di BPPT dilengkapi dengan local application of remote sensing techniques (LARST). Sistem ini terdiri atas sebuah motor penggerak antara horn, Sebuah receiver AVHRR dan dua buah personal komputer dengan card penghubung satelit dan ekstra random access memory (RAM). Dari semua data yang telah dipotong (yang bebas awan) hanya sebagian saja yang akan diinterpretasikan dan akan mendapatkan indikasi front yang digunakan sebagai dasar pendugaan lokasi potensial untuk daerah penangkapan ikan (fishing ground). Data yang telah berisi informasi indikator dugaan daerah fishing ground seperti yang dipaparkan sebelumnya akan ditambahkan dengan informasi lain yang berasal dari peta topografi (wilayah perairan) dan data in-situ lain yang dimiliki, selanjutnya akan ditampilkan secara kartografis sebagai peta berefrensi geografis. Data ini akan semakin mudah untuk dipakai oleh masyarakat, khususnya nelayan yang menangkap ikan pelagis di sepanjang perairan Indonesia.

3.5. Penggunaan Data Satelit NOAA dalam Masyarakat Pesisir
Setelah mendapatkan data dalam bentuk peta kartografi maka diharapkan data ini dapat diakses keberbagai lapisan masyarakat yang membutuhkannya. Sejauh yang kita lihat bahwa saat ini masyarakat Indonesia kurang begitu mengenal aplikasi dan pemanfaatan dari data ini. Hal ini dapat dilihat sebagai salah satu faktor penyebab keterlambatan majunya dunia perikanan kita, terutama nelayan-nelayan kecil. Seperti yang kita ketahui bahwa pemanfaatan teknologi inderaja ini tidak hanya dipakai oleh negara kita melainkan juga dinikmati oleh negara-negara lain.
Kita mengetahui bahwa penggunaan data citra satelit telah memajukan negara-negara perikanan yang ada di sekitar perairan Indonesia, seperti Thailand yang sering sekali melakukan pencurian ikan di sekitar perairan kita. Dari sudut pandang inilah diharapkan pemerintah mau turut membantu penyampaian informasi sampai pada lapisan paling bawah. Dengan adanya informasi ini maka kehidupan nelayan dapat lebih ditingkatkan. Selain kendala dalam sosialisasi data kartografi, kendala teknologi manjadi salah satu pemicu mengapa pemanfaatan sumberdaya perikanan di negara kita kurang begitu optimum. Saya coba menggambarkan bahwa di perairan Samudera Hindia memiliki daerah fishing ground yang relatif jauh, sehingga dibutuhkan tenaga mesin kapal yang lebih besar. Hal inilah yang belum dimiliki oleh semua masyarakat nelayan di kawasan pesisir kita. Thailand mampu melakukan pencurian dan dapat melarikan diri dari kejaran aparat karena mereka memiliki kemampuan dalam hal teknologi perkapalan. Pada masa yang akan datang penggunaan citra akan semakin optimal bila kita bisa memadukannya dengan teknologi kapal yang juga memenuhi syarat.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memajukan perikanan di kawasan perairan Indonesia, yang menjadi pertanyaan bagaimana peran serta pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat (LSM) dan bantuan seluruh masyarakat untuk saling membantu.
Kendala klasik yang menghambat perkembangan teknologi ini adalah, paradigma masyarakat pesisir cenderung untuk tidak mau diajari, seperti yang saya lihat di Sibolga bahwa masyarakat pesisir di Sibolga khususnya nelayan penangkap ikan pelagis, tidak mau memanfaatkan data ini karena merasa bahwa diri mereka telah mampu/pintar dalam hal menangkap ikan. Di sinilah peran serta pemerintah harus lebih peka lagi dalam menghadapi masyarakat yang terbelakang. Mereka selalu merasa bahwa teknologi memiliki harga yang sangat mahal, sehingga mereka merasa dirugikan. Bila mereka berpandangan lebih jauh bahwa biaya bensin yang mereka keluarkan untuk mencari daerah fishing ground jauh lebih besar dibandingkan dengan meminta data peta kartografi daerah fishing ground yang telah tersedia.

4. KESIMPULAN
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi maka diharapkan peran serta masyarakat untuk mau belajar mengkonsumsi teknologi tersebut lebih ditingkatkan. Remote sensing adalah salah satu solusi yang dapat digunakan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan kita secara optimum, karena kita mengetahui dengan jelas bahwa salah satu kendala pemanfaatan sumberdaya alam kita secara terpadu adalah kurangnya ketertarikan kita terhadap dunia teknologi.
Salah satu daerah yang belum menggunakan data kartografi daerah fishing ground adalah Sibolga. Untuk itu diharapkan kedepannya dengan pemanfaatan teknologi remote sensing maka pengembangan produktifitas perikanan khususnya di daerah dapat lebih ditingkatkan.
NOAA-AVHRR sebagai salah satu alternatif penggunaan remote sensing dalam dunia perikanan, dimana dengan adanya satelit NOAA-AVHRR ini diharapkan kita dapat mengetahui daerah penangkapan ikan, khususnya dengan menggunakan parameter suhu perairan (SPL).
Kita harus menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini tidak sempurna, begitu pula dengan kondisi penggunaan satelit NOAA-AVHRR yang sangat bergantung pada cuaca. Dengan mengkaji berbagai kelemahan satelit ini, maka kita mencoba untuk menggabungkan satelit ini dengan data dari satelit lain dalam pengaplikasiannya, sehingga estimasi tempat yang diberikan lebih mendekati daerah fishing ground yang sebenarnya.
Sebagai akhir dari tulisan ini, yang menjadi pertanyaan bagaimana kita mampu menerapkannya serta bagaimana peran serta pemerintah dalam menghimpun masyarakat pesisir yang sangat majemuk dengan berbagai idealismenya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Hanggono. 1998. ”Pemanfaatan Teknologi Remote Sensing Dalam Penentuan Daerah Penangkapan (Fishing Ground) di Indonesia”. Makalah Ilmiah.

Thomas M., Lillesand and Ralph W., Kiefer. 1997. ”Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra”. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.











Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jarah Jauh Satelit NOAA

Citra satelit adalah citra yang dihasilkan dari pemotretan menggunakan wahana satelit. Saat ini banyak sekali satelit mengorbit di luar angkasa dengan fungsinya yang beragam misalnya satelit militer, satelit komunikasi, satelit inderaja antar planet, dan satelit inderaja sumber daya bumi. Oleh karena itu perkembangan teknik inderaja system satelit lebih maju ketimbang system airborne(foto udara).Berikut karakteristik satelit inderaja yang khusus mengindera bumi untuk maksud-maksud pengelolaan sumberdaya bumi. NOAA (National Oceanic Asmopheric Administration), satelit milik Amerika Serikat ini ditujukan untuk pengamatan cuaca di atmosfer dan lingkungan bumi secara umum. Di Indonesia satelit NOAA selain digunakan untuk monitoring cuaca, juga banyak digunakan untukn monitoring kebakaran hujan. Resolusi spatialnya 1km x 1km cakupan daerah yang terliput sangat luas dan resolusi spasialnya dapat diatur menjadi 5km x 5km atau lebih.
Akan tetapi, pada makalah yang berjudul ”Aplikasi Teknologi Remote Sensing (NOAA) dalam Penentuan Fishing Ground” kurang dijelasan karakteristik satelit sehingga dapat mengaburkan kepahaman pembaca akan satelit NOAA. Berdasarkan data pada internet dengan situs http://www.saa.noaa.gov dijelaskan karakteristik dari NOAA sebagai berikut:
Sistem NOAA-15
Orbit : 850 km, 98.8o, sun-synchronous
Sensor : AVHRR-3 (Advanced Very High Resolution Radiometer)
Swath Width : 2800 km (FOV=110o)
Revisit Time : 2-14 kali tiap hari, tergantung pada lintang
Band-band.
Spektral ( m) 0.58-0.68 (1), 0.73-1.10 (2), 3.55-3.93 (3),
10.3-11.3 (4), 11.4-12.4 (5)
Ukuran Piksel Lapangan (Resolusi spasial) 1 km (pada nadir) 6 km (pada limb), IFOV((Intantenous Field of View /medan pandang sesaat).=1.4 mrad
Data citra standar produk-produk AVHRR menghasilkan data citra dengan ukuran yang sama ukuran di lapangan (ground pixels). Selain untuk meramalkan cuaca harian dan membuat peta suhu permukaan laut, juga untuk menganalisis Peta Tutupan Awan (Cloud Cover Maps), yaitu digunakan untuk estimasi curah hujan, dimana dapat menjadi input dalam model pertumbuhan tanaman. Selain itu, hasil pengolahan lain dari data AVHRR adalah Normalized Difference Vegetation Index Maps (NDVI). Peta ini memberikan indikasi tentang kuantitas biomassa (tons/ha). Data NDVI, digunakan oleh FAO untuk Sistem Peringatan Dini Keamanan Pangan (Food Security Early Warning System (FEWS). Data AVHRR sangat tepat untuk memetakan dan memonitor penggunaan lahan regional dan memperkirakan keseimbangan energi (energy balance) pada areal pertanian (Janssen dan Hurneeman, 2001).
Menurut buku yang berjudul Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra dijelaskan karakteristik citra NOAA sebagai berikut:
Sensor : AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer)
Ketinggian : 870 km
Resolusi spasial : 1100 meter
Sakupan : 2800 km
Resolusi temporal : 4 kali (2 kali malam/hari )
Spektral : 5 band
Band/ saluran 1 : 0.58-0.68 μm
Band/ saluran 2 : 0,725-1.10 μm
Band/ saluran 3 : 1.60-1.80 μm
Band/ saluran 4 : 3.55-3.93 μm
Band/ saluran 5 :10.3-11.3 μm
Terdapat sedikit perbedaan dalam karakteristik yang dijelaskan pada makalah dengan buku dan data dari internet. Namun, perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok. Berikut adalah pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh:
1. Untuk membantu eksplorasi sumberdaya alam
2. Untuk prediksi dan pemantauan perubahan cuaca
3. Untuk kepentingan militer dalam menjaga stabilitas bangsa dari ancaman
4. Untuk keperluan navigasi
5. Untuk penentuan posisi di permukaan bumi
Pada NOAA berfungsi untuk meramalkan cuaca harian yang datanya lebih detail dibandingkan satelit Meteosat. Penerapan pencitraan dari satelit ini juga tidak hanya pada daratan tetapi juga pada perairan. Data-data dari sensor AVHRR juga dapat digunakan untuk membuat Peta Permukaan Laut (Sea Surface Temperatur Maps) untuk memonitoring iklim pada perairan, studi El Nino, juga untuk mendeteksi arus laut yang berpotensi sebagai fishing ground. Sehingga terdapat alasan bahwa berpotensialnya NOAA membantu nelayan mencari fishing ground.

PWK


Perencanaan, perencana dan rencana
1
Perencanaan, subyek buku ini, adalah yang sangat ambigu dan kata sulit
mendefinisikan. Perencana dari segala jenis berpikir bahwa mereka tahu apa artinya, tetapi mengacu pada pekerjaan
mereka lakukan. Kesulitannya adalah bahwa mereka melakukan segala macam hal yang berbeda, dan sehingga mereka berarti
hal yang berbeda dengan kata; perencanaan tampaknya menjadi segalanya bagi semua orang. Kita perlu
mulai dengan mendefinisikan apa yang sebenarnya sedang kita bahas.
Referensi dalam kamus memberikan satu petunjuk kepada kebingungan. Apakah Anda pergi ke
Oxford Inggris Dictionaryor Webster Amerika, di sana Anda menemukan bahwa kata benda 'rencana'
dan kata kerja 'untuk merencanakan' memiliki beberapa arti yang berbeda. Secara khusus, kata benda dapat
berarti 'representasi fisik sesuatu' - seperti misalnya sebuah gambar atau peta; atau
bisa berarti 'sebuah metode untuk melakukan sesuatu'; atau 'suatu susunan teratur bagian dari suatu
objektif '. Arti pertama, khususnya, sangat berbeda dari yang lain: ketika kita
berbicara tentang jalan 'rencana' dari London atau New York, yang kita maksudkan sesuatu yang sangat berbeda
dari ketika kita berbicara tentang 'rencana' untuk mengunjungi London atau New York tahun depan. Tapi ada
adalah salah satu definisi yang menggabungkan yang lain dan mengaburkan perbedaan, seperti ketika kita berbicara tentang
sebuah 'rencana' untuk bangunan baru. Ini sekaligus desain fisik gedung itu sebagai
itu dimaksudkan untuk menjadi, dan panduan untuk mewujudkan niat kita untuk membangunnya. Dan itu adalah di sini bahwa
ambiguitas yang sebenarnya muncul.
Verba 'untuk merencanakan', dan kata benda 'perencanaan' dan 'perencana' yang berasal dari itu, telah
sebenarnya hanya kedua, kelompok umum arti: mereka tidak merujuk kepada seni gambar
sebuah rencana fisik atau desain di atas kertas. Mereka bisa berarti 'untuk mengatur bagian-bagian', atau
'untuk mewujudkan pencapaian', atau, lebih samar-samar, 'untuk bermaksud'. Berarti yang paling umum -
ing dari 'perencanaan' melibatkan kedua yang pertama dua elemen ini: perencanaan berkaitan dengan
sengaja mencapai beberapa tujuan, dan hasil dengan tindakan perakitan ke dalam beberapa
tertib urutan. Salah satu definisi kamus, pada kenyataannya, mengacu pada perencanaan yang tidak; yang
lain, untuk bagaimana merencanakan melakukannya.
Masalahnya muncul karena meskipun orang menyadari bahwa perencanaan memiliki ini lebih umum
makna, mereka cenderung untuk mengingat gagasan dari rencana sebagai representasi fisik atau
desain. Dengan demikian, mereka membayangkan bahwa perencanaan harus mencakup persiapan desain seperti itu.
Sekarang memang benar bahwa banyak jenis perencanaan fisik mungkin memerlukan desain, atau mungkin
manfaat dari memiliki satu: perencanaan sering digunakan dalam produksi benda-benda fisik,
seperti mobil atau pesawat terbang atau gedung atau seluruh kota, dan dalam kasus ini cetak biru
produk yang diinginkan pasti akan dibutuhkan. Tapi banyak jenis lain perencanaan, meskipun
mereka akan hampir pasti memerlukan produksi berbagai simbol-simbol di selembar kertas,
dalam bentuk kata-kata atau diagram, mungkin tidak pernah melibatkan produksi satu judul
fisik representasi dari entitas yang sedang diproduksi.
Sebagai contoh, kata 'perencanaan' adalah hari ini diterapkan ke berbagai kegiatan manusia
- Pada kenyataannya, hampir semua aktivitas manusia. Satu hampir pasti membutuhkan rencana untuk membuat perang;
diplomat membuat rencana kontingensi untuk menjaga perdamaian. Kami bicara tentang rencana pendidikan -
ning: itu tidak berarti bahwa setiap detail dari setiap kelas harus direncanakan oleh beberapa

2 • Urban dan perencanaan daerah
birokrasi (seperti yang terjadi, dengan reputasi, di Perancis), tetapi hanya bahwa perencanaan awal
diperlukan jika murid untuk menemukan ruang kelas dan perpustakaan dan guru ketika mereka tiba
pada usia tertentu dan mencari jenis pendidikan tertentu. Kita berbicara tentang perencanaan ekonomi
untuk meminimalkan ayunan boom dan kemerosotan, dan mengurangi penderitaan pengangguran;
kita mendengar tentang rencana perumahan dan pelayanan sosial rencana. Industri sekarang berencana pada kolosal
skala: produksi model baru mobil atau komputer pribadi yang harus bekerja
keluar panjang sebelum penampilannya di toko-toko. Dan semua ini adalah benar apa pun
sifat sistem ekonomi. Apakah berlabel usaha bebas atau demokratis sosial atau
sosialis, tidak ada masyarakat di bumi hari ini menyediakan barang dan jasa bagi orang-orang, atau sekolah
dan perguruan tinggi untuk anak-anak, tanpa perencanaan. Orang mungkin menyesal dan berharap untuk lebih sederhana
usia ketika mungkin hal terjadi tanpa pemikiran, tetapi jika usia itu pernah ada, itu
telah pergi untuk selama-lamanya.
Alasannya adalah fakta kehidupan semua orang tahu: bahwa masyarakat modern yang tak terkira
lebih kompleks, teknis dan sosial, dari masyarakat sebelumnya. Berabad-abad yang lalu, ketika
pendidikan melibatkan pengulangan sederhana beberapa baik-aturan yang dipahami
diajarkan kepada semua, dan ketika buku itu tidak ada, mendirikan sebuah sekolah tidak
melibatkan banyak rumit tanaman atau pelatihan guru khusus. Tahap
produksi yang lebih sederhana: memotong kayu di hutan, orang-orang tempa secara lokal ke dalam alat,
alat-alat yang digunakan oleh tetangga mereka, semua tanpa banyak pemikiran. Tapi hari ini, tanpa
perencanaan yang rumit, kain kompleks peradaban materi kita akan mulai retak
up: pasokan bahan makanan akan hilang, penting pasokan air dan listrik akan
gagal, wabah penyakit akan cepat pecah. Kita melihat hal ini terjadi terlalu cepat
setelah alam atau bencana manusia seperti gempa bumi atau peperangan atau pemogokan utama rel kereta api atau
kekuasaan pekerja. Meskipun sebagian dari kita mungkin memutuskan untuk keluar dari peradaban teknologi
selama beberapa tahun atau untuk selamanya, prospek tampaknya tidak mungkin untuk menarik besar
massa manusia bahkan di dunia yang makmur. Mereka di dunia yang kurang makmur di
lebih sedikit keraguan bahwa mereka menginginkan keamanan dan martabat bahwa perencanaan dapat membawa.
Intinya adalah bahwa jenis-jenis perencanaan yang telah kita bahas dalam terakhir ini
dua paragraf baik mungkin tidak memerlukan rencana fisik sama sekali, dalam arti skala biru
cetakan benda-benda fisik, atau mungkin memerlukan mereka hanya kadang-kadang atau kebetulan. Mereka
lebih cenderung terdiri, untuk sebagian besar, pernyataan tertulis disertai dengan tabel
angka, atau rumus matematika, atau diagram, atau semua hal ini. Penekanan
seluruh adalah pada tertib menelusuri rangkaian kejadian yang akan mencapai predeter -
tujuan ditambang.
Pertimbangkan perencanaan pendidikan sebagai contoh. Tujuan telah pertama harus diperbaiki. Mungkin
diberikan secara eksternal, sebagai sebuah situasi yang harus dipenuhi: untuk memberikan pendidikan yang akan
memenuhi tuntutan yang diharapkan sepuluh tahun kemudian. Atau mungkin ada yang lebih positif, aktif
Tujuan: untuk melipatgandakan jumlah ilmuwan lulus dari universitas, misalnya.
Apa pun tujuan tersebut, langkah pertama akan menjadi proyeksi hati-hati yang mengarah dari sekarang
untuk target masa depan, tahun demi tahun. Ini akan menunjukkan jumlah siswa di sekolah
dan perguruan tinggi dan mata kuliah yang akan diperlukan untuk memenuhi tujuan apa pun dinyatakan.
Dari ini, implikasinya akan ditelusuri dalam hal bangunan, guru, dan bahan-bahan.
Ada perlu crash program pembangunan sekolah dengan cepat menggunakan berkumpul
prefabrikasi komponen baru atau tambahan program pelatihan guru, atau
berusaha untuk memenangkan kembali menikah perempuan ke dalam pengajaran; sebuah seri baru buku pelajaran atau exper -
iments di televisi sirkuit tertutup, semua yang pada gilirannya akan mengambil waktu untuk menggerakkan dan
hasil. Pada titik-titik kritis dalam proses, alternatif akan dihadapi. Apakah akan
lebih ekonomis, atau lebih efektif, untuk meningkatkan pasokan guru atau berkonsentrasi pada
pasokan yang lebih besar materi pengajaran melalui sistem TV? Bisa lebih baik gunakan akan
terbuat dari bangunan yang ada dengan lebih baik secara keseluruhan koordinasi, bukan dengan menempatkan baru
bangunan? Cara perlu ditemukan untuk mengevaluasi pilihan-pilihan ini. Kemudian, seluruh

Perencanaan, perencana dan rencana • 3
masa program, cara perlu ditemukan untuk memantau kemajuan yang sangat
erat dengan memperhitungkan kegagalan atau perbedaan yang tak terduga dari rencana atau perubahan
dalam situasi. Di seluruh kompleks ini urutan satu-satunya model skala dapat
desain sekolah baru atau dari sistem TV dan beberapa rincian lain - kecil
bagian dari keseluruhan, dan satu yang datang pada tahap akhir dalam proses, ketika luas
garis besar dari program ditentukan.
Untuk meringkas, maka: perencanaan sebagai kegiatan umum pembuatan tertib
urutan tindakan yang akan mengarah kepada tercapainya suatu tujuan atau tujuan yang dinyatakan. Utamanya
teknik akan pernyataan tertulis, dilengkapi sebagaimana mestinya oleh statistik projec -
tions, representasi matematis, dihitung evaluasi dan diagram yang menggambarkan
hubungan antara berbagai bagian dari rencana. Mungkin, tapi tidak perlu, termasuk
tepat cetak biru fisik objek.
Aplikasi untuk perencanaan perkotaan dan daerah
Kesulitan sekarang muncul ketika kita mencoba menerapkan deskripsi ini untuk jenis tertentu
perencanaan yang merupakan pokok buku ini: perkotaan dan perencanaan wilayah (atau, seperti yang
sering masih disebut, perencanaan kota dan negara). Di banyak negara-negara industri maju,
seperti Britania, Amerika Serikat, Jerman atau Jepang, ungkapan 'perencanaan kota' atau
'perencanaan kota' adalah benar-benar sebuah tautologi: sejak sebagian besar dari populasi adalah
digolongkan dalam statistik sebagai perkotaan dan tinggal di tempat-tempat didefinisikan sebagai perkotaan, 'perencanaan kota'
tampaknya hanya untuk maksud apa pun perencanaan apa pun. Bahkan, seperti yang diketahui, 'perkotaan'
perencanaan konvensional berarti sesuatu yang lebih terbatas dan tepat: ini mengacu pada rencana -
ning dengan spasial, atau geografis, komponen, di mana tujuan umum adalah untuk
menyediakan tata ruang untuk kegiatan (atau penggunaan lahan) yang dalam beberapa cara yang lebih baik
daripada pola yang akan ada tanpa perencanaan. Perencanaan seperti ini juga dikenal sebagai 'Phys -
ical 'perencanaan;' spasial 'perencanaan mungkin lebih netral dan istilah yang lebih tepat.
Jika perencanaan seperti pusat memiliki komponen spasial, maka jelas itu hanya masuk akal
jika berujung pada representasi spasial. Apakah ini sangat tepat dan rinci
peta atau diagram yang paling umum, adalah untuk beberapa derajat sebuah 'rencana' dalam pertama, lebih tepat
arti istilah. Dengan kata lain, tampak bahwa perencanaan perkotaan (atau perencanaan daerah)
adalah kasus khusus dari perencanaan umum, yang tidak termasuk rencana pembuatan, atau represen -
rasional, komponen.
Secara umum, dalam praktiknya hal ini terbukti menjadi kasus. Hal ini tidak mungkin untuk berpikir
jenis ini perencanaan tata ruang tanpa beberapa perwakilan - tanpa peta, di lain
kata-kata. Dan apa pun organisasi yang tepat urutan perencanaan tersebut, dalam praktiknya
itu memang cenderung untuk melanjutkan dari yang sangat umum (dan agak diagram) peta untuk sangat tepat
orang, atau cetak biru. Untuk hasil akhir proses tersebut adalah tindakan fisik devel -
opment (atau, dalam beberapa kasus, keputusan untuk tidak berkembang, tetapi untuk meninggalkan tanah sebagaimana adanya).
Dan pembangunan fisik, dalam bentuk bangunan, akan memerlukan desain yang tepat.
Banyak diskusi dan kontroversi dalam beberapa tahun terakhir cenderung telah dikaburkan ini
fakta. Di sebagian besar negara perencanaan tata ruang perkotaan atau sebagai dipraktekkan selama bertahun-tahun - baik
sebelum Perang Dunia II dan setelah itu - itu sangat menit dan terperinci: output
cenderung terdiri dari sangat tepat skala besar peta yang menunjukkan sikap yang tepat dari semua
penggunaan lahan dan kegiatan dan perkembangan diusulkan. Selama tahun 1960-an yang terperinci
rencana jauh diserang: perencanaan, itu berpendapat, diperlukan untuk berkonsentrasi jauh lebih
pada prinsip-prinsip luas daripada rincian; itu harus menekankan proses, atau waktu
urutan, dengan tujuan yang harus dicapai, daripada sekarang akhir yang dikehendaki
negara secara rinci; itu harus dimulai dari yang sangat umum dan diagram gambar
spasial distribusi pada setiap titik waktu, hanya mengisi rincian sebagai yang mereka butuhkan

4 • Kota dan perencanaan daerah
harus diisi, sedikit demi sedikit. Ini, seperti yang akan kita lihat nanti, adalah perbedaan penting
Britania antara sistem lokal perencanaan kota dan negara diperkenalkan oleh bersejarah
Kota dan Negara Perencanaan Act of 1947, dan sistem yang menggantikan di bawah
Kota dan Negara Perencanaan UU tahun 1968.
Titik pusat, meskipun, adalah bahwa jenis ini masih dasarnya perencanaan tata ruang --
apa pun skala dan apapun urutannya. Hal ini berkaitan dengan dampak spasial
dari berbagai macam masalah, dan dengan koordinasi spasial dari berbagai
kebijakan. Perencana ekonomi, misalnya, berkepentingan dengan kemajuan luas
ekonomi, biasanya di tingkat nasional dan kadang-kadang di tingkat internasional: mereka melihat
berkembang struktur ekonomi, dalam hal industri dan pekerjaan, di kombi -
bangsa dari faktor-faktor produksi yang menumbuhkan arus barang dan jasa,
pada pendapatan yang dihasilkan dan dengan demikian reconversion ke dalam faktor-faktor produksi, dan pada
masalah pertukaran. Perencana ekonomi regional akan melihat hal yang sama, tetapi
selalu dari sudut pandang dampak ruang khusus mereka: mereka mempertimbangkan
efek dari variabel, ruang dan jarak geografis, pada fenomena ini. Demikian pula,
perencana sosial akan peduli dengan kebutuhan individu dan kelompok; mereka
akan menjadi prihatin dengan perubahan struktur sosial penduduk, dengan occupa -
mobilitas nasional dan pengaruhnya pada gaya hidup dan pola-pola perumahan, dengan rumah tangga dan
struktur keluarga dalam kaitannya dengan faktor-faktor seperti usia dan pekerjaan dan pendidikan kembali -
tanah, dengan pendapatan rumah tangga dan variasi, dengan faktor-faktor sosial dan psikologis
yang menyebabkan kerusakan individu atau keluarga. Perencana sosial dalam perencanaan perkotaan
kantor berbagi minat yang sama dan perhatian, tapi melihat mereka selalu dengan spasial Compo -
nent: mereka prihatin, misalnya, dengan pengaruh pada mobilitas pekerjaan
dalam kota - sebagai melawan pinggiran kota baru - pada mengubah struktur rumah tangga seperti
mempengaruhi pasar perumahan di dekat pusat kota, pada pendapatan rumah tangga dalam kaitannya
ke item seperti biaya perjalanan bagi keluarga berpenghasilan rendah yang tersedia pekerjaan mungkin
harus pindah ke pinggiran kota.
Hubungan antara daerah perkotaan dan perencanaan dan berbagai jenis khusus
ized perencanaan, dalam contoh ini, adalah menarik seperti hubungan geografi, sebagai
subjek akademis, untuk yang lain, terkait ilmu-ilmu sosial. Untuk geografi juga memiliki sejumlah
wajah yang berbeda, masing-masing yang menekankan hubungan spasial di salah satu yang terkait
ilmu: analisis geografi ekonomi efek ruang geografis dan jarak pada
mekanisme produksi, konsumsi dan pertukaran; sama geografi sosial
mengkaji dampak spasial pada pola-pola hubungan sosial; geografi politik
melihat efek lokasi pada tindakan politik. Orang bisa berpendapat dari ini bahwa spasial
perencanaan, atau perencanaan perkotaan dan daerah, pada dasarnya adalah geografi manusia dalam
berbagai aspek, dimanfaatkan atau diterapkan untuk tugas positif tindakan untuk mencapai tertentu
objektif.
Banyak guru di sekolah-sekolah perencanaan panas akan menyangkal hal ini. Mereka akan berpendapat bahwa rencana -
ning, ketika mereka mengajar itu, harus mencakup banyak aspek yang tidak umum diajarkan
kurikulum geografi - bahkan orang-orang yang menekankan aplikasi dari subjek. Hukum
berkaitan dengan tanah adalah salah satu dari ini; teknik sipil yang lain; sipil desain adalah hal lain.
Ini benar, walaupun banyak yang akan berpendapat - baik di dalam perencanaan sekolah, dan keluar --
bahwa tidak semua elemen ini diperlukan untuk perencanaan kurikulum. Apa tampaknya
benar adalah bahwa badan pusat ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan geografi, dan yang
aspek spasial diajarkan sebagai bagian dari geografi manusia - ekonomi, sosiologi, politik
dan psikologi - tidak membentuk inti pokok daerah perkotaan dan rencana -
ning. By 'subyek' Maksud saya, yang sebenarnya direncanakan. Akan tetapi, diperdebatkan
bahwa ada unsur penting lain dalam perencanaan pendidikan, tidak tercakup dalam tubuh ini
ilmu pengetahuan sosial: bahwa adalah studi mengenai proses perencanaan itu sendiri, cara kita asumsikan
kontrol atas fisik dan materi manusia, dan proses itu untuk melayani ditetapkan berakhir. Menurut

Perencanaan, perencana dan rencana • 5
perbedaan ini, "metode perencanaan 'akan apa yang umum bagi pendidikan dari semua
jenis perencana - apakah pendidikan, industri, militer atau yang lain; geografi
dan yang terkait ilmu-ilmu sosial akan merupakan bahan khas itu partic -
pembagian ular yang disebut perencanaan perkotaan dan daerah.
'Perencanaan' sebagai suatu kegiatan
Apa yang kemudian akan inti ini perencanaan pendidikan - studi proses perencanaan - com -
pengungkil? Ini adalah pertanyaan dasar, dan satu yang seharusnya telah menjadi subyek intens
perdebatan di sekolah-sekolah perencanaan. Tapi anehnya, untuk waktu yang lama itu dihindari - yang rea -
anak ini, rupanya, bahwa perencanaan pendidikan dipandang sebagai pendidikan dalam membuat physi -
kal rencana, bukan pendidikan dalam metode perencanaan. Orang pertama mengajukan pertanyaan
serius tidak guru perencanaan fisik, tetapi guru industri atau perusahaan
perencanaan dalam sekolah-sekolah bisnis Amerika. Sana, turun menjadi sekitar 1945, pendidikan di
manajemen biasanya didasarkan pada spektrum yang agak sempit ketrampilan dalam diterapkan Engi -
neering dan akuntansi; yang tujuannya adalah untuk mendapatkan efisiensi maksimum dalam operasi pabrik,
baik dalam arti teknik dan dalam pengertian akuntansi, dan sedikit perhatian yang diberikan
terhadap masalah-masalah pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks. Tapi selama tahun 1950-an, sebagian
sebagai hasil karya pemikir mendasar seperti seperti Chester Barnard, Peter Drucker
dan Herbert Simon, manajemen pendidikan itu berubah. Pertama, ia berkembang menjadi
ilmu pengambilan keputusan, yang meminjam bebas dari konsep-konsep dalam filsafat dan pol -
itics; dan kedua, itu dimanfaatkan pemikiran sejumlah ilmu-ilmu sosial, seperti eko -
nomics, sosiologi dan psikologi. Itu adalah tradisi baru ini dalam perencanaan perusahaan yang
mulai, setelah sekitar tahun 1960, untuk mempengaruhi arah dan isi pendidikan untuk fisik
perencanaan.
Pada saat ini, bagaimanapun, manajemen pendidikan telah berkembang lebih lanjut. Dengan devel -
opment komputerisasi dalam pengelolaan dan perencanaan dari segala macam, ada
meningkatnya minat dalam pengembangan sistem kontrol canggih yang akan
mesin kontrol secara otomatis. Sistem seperti ini, tentu saja, itu hanya pengembangan
awal eksperimen di otomatisasi, yang dapat tanggal segera kembali ke asal-usul
Revolusi Industri; namun kemajuan dalam bidang ini mengambil lompatan besar ke depan dengan cepat
pengembangan lebih kompleks komputer selama tahun 1950-an. Namun bahkan sebelum ini, sebuah
luar biasa pemikir asli, Norbert Wiener dari Harvard, telah mengantisipasi pengembangan
ment dan banyak lagi. Dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1950, The Human Penggunaan Manusia,
ia menyarankan bahwa otomatisasi akan membebaskan umat manusia dari keharusan untuk
melakukan tugas biasa. Tapi lebih jauh, ia mengusulkan bahwa studi tentang sistem kontrol otomatis
hanya bagian dari ilmu pengetahuan yang jauh lebih besar dari cybernetics, * yang didefinisikan dalam judul
sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1948 sebagai ilmu 'kendali dan komunikasi dalam hewan
dan mesin '. Menurut Wiener, hewan dan terutama manusia memiliki
memiliki panjang sangat kompleks dan mekanisme kontrol komunikasi - semacam
hal komputer kemudian bereplikasi. Masyarakat manusia, Wiener menyarankan, bisa
dianggap sebagai manifestasi lain dari kebutuhan ini untuk komunikasi dan kontrol.
Jadi ilmu baru lahir. Berkembang pesat pada akhir 1950-an dan 1960-an, itu
pengaruh yang mendalam pada penelitian dan pendidikan dalam manajemen, dan khususnya di dalam rencana -
ning. Sebab jika pengaturan manusia dapat dianggap sebagai sistem interrelating kompleks,
mereka bisa disejajarkan dengan sistem serupa kontrol di komputer, yang kemudian
digunakan untuk memantau perkembangan dan menerapkan penyesuaian yang tepat.
* Kata ini berasal dari kata Yunani kuno yang berarti 'juru mudi' atau 'pendayung'.

6 • Kota dan perencanaan daerah
Analogi terbaik, banyak dikutip pada waktu itu, adalah penerbangan angkasa berawak. Dalam expedi -
tion ke bulan, sebagian besar pesawat ruang angkasa penyesuaian tidak dibuat oleh astro -
nauts tapi luar biasa kompleks sistem kontrol komputer di bumi di Houston,
Texas. Demikian pula, ia berpendapat, perkembangan kota dan daerah dapat dikendalikan
oleh komputer yang menerima informasi tentang jalannya pembangunan di sebuah partic -
daerah ular, terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh para perencana untuk
pembangunan selama beberapa tahun berikutnya dan dengan demikian menghasilkan rangkaian yang tepat menyesuaikan -
KASIH untuk memasukkan kota atau daerah 'pada jalurnya' lagi.
Dalam prakteknya pemahaman ini telah sangat bermanfaat bagi cara berpikir kita tentang fisik atau
perencanaan tata ruang. Sistem informasi sekarang digunakan secara luas dalam proses perencanaan.
Dan, seperti yang akan kita lihat di bab berikutnya dari buku ini, telah sangat mempengaruhi cara
perencana berpikir tentang pekerjaan mereka dan cara mereka menghasilkan rencana. Pada intinya itu telah menyebabkan
ayunan dari ide lama perencanaan produksi sebagai cetak biru untuk masa depan yang diinginkan
keadaan daerah, dan menuju ide baru perencanaan sebagai rangkaian kontrol kontinu
atas pembangunan daerah, dibantu oleh perangkat yang berusaha untuk model atau mensimulasikan
proses pembangunan sehingga kontrol ini dapat diterapkan. Hal ini pada gilirannya telah menyebabkan com -
menyelesaikan proses perubahan dalam urutan perencana kerja. Dulu, setiap saat dari sekitar 1920
sampai 1960, urutan klasik diajarkan kepada semua siswa perencanaan survei-analisis-rencana.
(Gagasan rencana survei sebelum pertama kali berhasil, dan mengajar, oleh ucapan -
Inggris mampu pionir dalam perencanaan, Patrick Geddes; karyanya dibahas secara lebih rinci dalam
Bab 3.) Istilah-istilah itu sendiri jelas. Pertama perencana membuat survei, di mana
s / ia mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang perkembangan kota atau wilayah.
Lalu s / ia menganalisis data, mencari proyek mereka sejauh mungkin ke masa depan untuk
menemukan bagaimana daerah itu berubah dan berkembang. Dan ketiga, s / ia berencana: yaitu,
s / ia membuat rencana yang memperhitungkan fakta-fakta dan interpretasi terungkap dalam
survei dan analisis, dan yang berusaha memanfaatkan dan mengendalikan tren menurut
prinsip-prinsip perencanaan yang matang. Setelah beberapa tahun - Perencanaan Inggris tahun 1947 ditetapkan Undang-Undang
bawah bahwa periode harus setiap lima tahun - proses harus diulang: yang
Survei harus dilakukan lagi untuk memeriksa fakta-fakta baru dan perkembangan, yang analy -
sis harus dikerjakan ulang untuk melihat seberapa jauh proyeksi diperlukan memodifikasi, dan rencana
harus diupdate sesuai.
Urutan perencanaan yang baru, yang telah menggantikan lebih tua ini sebagai ortodoksi, mencerminkan
cybernated pendekatan perencanaan. Hal ini lebih sulit untuk mewakili dalam kata-kata karena
itu adalah siklus terus-menerus; lebih umum, itu digambarkan sebagai diagram alir. Tapi,
masuk ke dalam aliran untuk tujuan eksposisi, dapat dikatakan untuk memulai dengan rumus -
tion sasaran dan tujuan untuk pengembangan wilayah yang bersangkutan. (Ini harus
terus disempurnakan dan didefinisikan ulang selama siklus proses perencanaan.) Terhadap
perencana latar belakang ini mengembangkan suatu sistem informasi yang secara terus menerus
diperbarui sebagai daerah berkembang dan berubah. Ini akan digunakan untuk memproduksi berbagai Alterna -
tive proyeksi, atau simulasi, dari keadaan di berbagai wilayah di masa depan tanggal, assum -
ing aplikasi dari berbagai kebijakan. (Tujuannya adalah selalu untuk membuat proses ini sebagai fleksibel
dan beragam seperti mungkin, sehingga memungkinkan untuk melihat segala macam cara untuk memungkinkan
daerah untuk berkembang dan berubah.) Lalu alternatif yang dibandingkan atau dievaluasi terhadap
tolok ukur yang berasal dari tujuan dan sasaran, untuk menghasilkan sistem yang disarankan
kontrol kebijakan yang pada gilirannya akan dimodifikasi sebagai tujuan dikaji ulang dan sebagai
sistem informasi menghasilkan bukti perkembangan baru. Meskipun sulit
untuk menempatkan urutan baru ini menjadi serangkaian kata-kata seperti yang lebih tua, mungkin ringkas
digambarkan sebagai tujuan-informasi kontinu-proyeksi dan simulasi alternatif
berjangka-evaluasi-pilihan-pemantauan kontinu. Sesuatu seperti urutan ini, dengan
beberapa perbedaan dalam kata-kata dan dalam pemesanan, dapat ditemukan di beberapa penting dan baik -
rekening dikenal proses perencanaan yang ditulis pada 1960-an dan awal 1970-an.

Perencanaan, perencana dan rencana • 7
Tujuan dalam perencanaan - sederhana dan kompleks
Dalam prakteknya, seperti saya katakan di atas, ini merupakan perbaikan. Ini berarti bahwa seluruh
proses perencanaan lebih jelas diartikulasikan, lebih logis dan lebih eksplisit. Ini adalah obvi -
ously lebih baik bahwa perencana harus dimulai dengan diskusi yang cukup mendalam tentang apa
mereka cari untuk mencapai dan bahwa mereka harus pergi karena diskusi ini selama
keseluruhan proses perencanaan. Lebih baik, juga bahwa alternatif yang berbeda untuk masa depan harus
dikembangkan, sehingga mereka dapat secara terbuka didiskusikan dan dievaluasi. Dan penekanan pada
evaluasi tertentu, dengan menggunakan kriteria tetap tertentu, adalah sebuah muka. Perencanaan sekarang banyak
lebih fleksibel, bekerja dengan informasi yang jauh lebih besar. Dan itu lebih rasional - paling tidak
berpotensi demikian.
Namun demikian, sistem alternatif telah menciptakan banyak masalah baru dan perangkap
sendiri. Perkembangan komputerisasi tidak membuat perencanaan lebih mudah, dalam arti
bahwa entah bagaimana menjadi lebih otomatis. Mungkin ada banyak otomatis bantu untuk kelancaran
keluar proses membosankan, seperti perhitungan rinci, tetapi mereka tidak mengurangi luas
tanggung jawab manusia - tanggung jawab untuk mengambil keputusan. Dan kesulitan dasar adalah
yang lebih sulit, dan akhirnya hanya kurang layak, untuk menerapkan cybernation bagi kebanyakan perkotaan
masalah perencanaan daripada menerapkannya untuk mendapatkan pekerjaan manusia di bulan.
Pada pandangan pertama mungkin ini tampaknya tidak masuk akal: tidak ada yang bisa lebih kompleks daripada perjalanan ruang angkasa.
Tapi ini adalah untuk mencampur tingkat kerumitan. Perjalanan ruang angkasa (atau, bahkan, komersial Avia -
tion) menyajikan banyak masalah teknis, tetapi ada dua fitur yang membuat itu pada dasarnya
sederhana. Pertama, tujuannya adalah dipahami dengan jelas. Kedua, proses yang terlibat adalah
hampir semua fisik: mereka tunduk pada hukum fisika, yang jauh lebih baik di bawah -
berdiri, dan yang muncul untuk menjadi lebih teratur dalam aplikasi mereka, daripada hukum manusia
perilaku. (Ada manusia yang terlibat, tentu saja, tapi dalam praktiknya mereka berkurang
untuk sedikit lebih dari unit biologis untuk sebagian besar pelayaran.) Jenis perencanaan yang
perjalanan ruang angkasa paling mirip adalah perencanaan transportasi, dan ini penting bahwa ini adalah
mana sistem komputerisasi perencanaan mempunyai awal dan aplikasi yang paling sukses.
Di tempat lain, telah terbukti lebih sulit.
Itu karena dasarnya lebih kompleks. Pertama, tujuan dasar tidak baik
mengerti; ada jelas lebih dari satu tujuan, dan mungkin puluhan (ekonomi
pertumbuhan, distribusi pendapatan yang adil, kohesi sosial dan stabilitas, pengurangan psiko -
logis stres, lingkungan yang indah - daftar tampaknya tak ada habisnya). Tujuan ini dapat
tidak akan mudah kompatibel, dan mungkin memang bertentangan. Kedua, sebagian besar
proses yang membutuhkan proses pengendalian adalah manusia, yang kurang dipahami dengan baik
dan bekerja dengan lebih sedikit kepastian daripada hukum dalam ilmu fisika. Siapapun yang telah
mempelajari semua ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, psikologi atau manusia
geografi akrab dengan fakta ini. Seperti halnya dalam ilmu-ilmu ini kita harus bekerja dengan undang-undang
kecenderungan statistik daripada dengan undang-undang yang terus-menerus dapat diandalkan dalam menghasilkan
hasil eksperimen, sehingga akan berada di banyak ruang atau perencanaan fisik.
Satu titik yang dibuat dalam paragraf terakhir adalah relevan bagi pemahaman kita tentang partic -
sifat ular perencanaan tata ruang. Sebelumnya, saya mengatakan bahwa metode ini dipakai bersama-sama dengan jenis lain
perencanaan kegiatan; pokok masalah ini khas spasial, sehingga pada suatu waktu, dalam
beberapa hal, itu akan menghasilkan representasi spasial tentang bagaimana aktivitas harus memerintahkan
di tanah. Kita sekarang melihat bahwa perencanaan tata ruang, sebagaimana kita menggunakan istilah dalam buku ini
- Perkotaan dan perencanaan daerah, seperti yang secara konvensional disebut - memiliki fitur lain: ia
adalah multidimensi dan multi-tujuan perencanaan. Hal ini diperlukan untuk menentukan kedua
terhubung atribut, karena ada banyak jenis perencanaan yang 'ruang' dalam
arti bahwa mereka prihatin dengan pengaturan tata ruang di permukaan bumi, tetapi
hanya satu dimensi dan satu tujuan. Ketika saniter insinyur mempertimbangkan got
rencana, pekerjaan mereka pasti memiliki komponen spasial, tetapi bukan multidimensional

8 • Kota dan perencanaan daerah
atau multi-objektif. (Atau, untuk lebih tepatnya, bahkan jika insinyur berpikir s / ia memiliki lebih
dari satu tujuan, semua ini adalah tujuan rekayasa dalam dimensi dasar yang sama
sion.) ini insinyur, atau kolega seperti jalan raya insinyur insinyur atau telepon, adalah
pasti semua bekerja dengan rencana tata ruang yang merupakan representasi wilayah mereka. Tetapi
satu pun dari mereka akan mencoba (misalnya) untuk menyeimbangkan keuntungan menjaga suatu
lama terbentuk dalam masyarakat kota terhadap keuntungan membangun perumahan yang lebih baik pada
sebuah rumah agak jauh, atau masalah mendamaikan kepemilikan mobil lebih tinggi dengan
pelestarian transportasi umum bagi mereka yang tidak memiliki akses ke mobil dan preser -
vation dari lingkungan perkotaan yang layak, atau manfaat versus pemisahan zona pabrik
jasa memiliki pabrik-pabrik lokal lebih dekat ke rumah orang - semua ini, dan banyak
lebih, karena dianggap sebagai bagian dari proses perencanaan yang sama, dan karena akhirnya masing-masing
dipertimbangkan vis-à-vis semua yang lain. Tugas rekonsiliasi ini adalah esensi dari
Tugas perencana perkotaan dan daerah, inilah sebabnya, dibandingkan dengan kebanyakan jenis lain
pekerjaan dianggap sebagai perencanaan, hal tersebut sangat sulit.
Sulit dalam dua cara. Pertama, jumlah informasi yang diperlukan dan khusus
keahlian jauh lebih besar daripada di sebagian besar kegiatan perencanaan lain: itu mencakup hampir
seluruh pengalaman manusia. Ideal perencana perkotaan dan daerah harus menjadi
baik ekonom, sosiolog, ahli geografi dan psikolog sosial dalam-nya sendiri,
serta memiliki beberapa lain yang diperlukan keterampilan fisik-ilmiah, seperti yang baik di bawah -
standing teknik sipil dan sibernetika. Menilai kualitas informasi -
tion s / ia menerima, s / ia akan perlu canggih (dan bahkan sedikit
skeptis) statistik. Dan s / ia akan perlu untuk menjadi seorang analis sistem yang sangat kompeten di
untuk mengembangkan hubungan dengan sistem kontrol komputer dengan yang s / ia
terkait. Semua itu, tentu saja, merupakan spesifikasi yang mustahil - dan yang menakutkan
tugas untuk pendidik.
Tapi kedua, dan bahkan lebih belum tentu, ada kebutuhan untuk bingkai dan kemudian menimbang
atas tujuan yang berbeda. Pertimbangkan yang sangat khas (dan sangat topikal) jenis perencanaan
kontroversi, ulang hampir setiap hari: garis perkotaan baru jalan bebas hambatan. Beberapa kritikus mengatakan
bahwa akan sangat diperlukan jika transportasi umum yang memadai, beberapa bahwa garis
harus bergeser. Kenyataannya adalah bahwa kepemilikan mobil meningkat, dan ini tampaknya di luar
perencana kontrol; sudah diatur oleh politik atau sosial kerangka yang s / ia bertindak.
Proyeksi (yang mungkin tidak sepenuhnya dapat diandalkan) menunjukkan bahwa lalu lintas yang akan di -
sekarang whelm jaringan jalan, memberikan lingkungan bagi banyak ribuan orang
yang, menurut standar saat ini, dinilai tidak dapat ditoleransi. Kualitas transportasi publik
menurun, tapi bukti-bukti yang tersedia menunjukkan bahwa kualitas yang lebih baik tidak akan banyak
mengakibatkan menggoda orang kembali dari mobil mereka dan mengurangi kasus jalan tol.
Salah satu baris untuk jalan tol berjalan melalui daerah kumuh karena dini demoli -
tion dan membangun kembali; beberapa sosiolog mengatakan bahwa masyarakat harus rehoused di
situ, yang lain berpendapat bahwa banyak orang akan memimpin lebih bahagia tinggal di kota yang baru.
Baris lain berjalan melalui ruang terbuka yang berisi lapangan bermain serta bersarang
dasar dari beberapa jenis burung; klub olahraga lokal dan alam konservasionis yang
bersatu dalam menentang baris ini. Biaya untuk dompet publik dikenal dalam dua kasus,
tetapi keuntungan tergantung pada penilaian waktu perjalanan untuk jalan bebas hambatan yang mungkin
pengguna, di mana dua kelompok ekonom yang sengit bertengkar. Dan biaya, atau disben -
efits, untuk kelompok yang berbeda dari masyarakat dipengaruhi oleh pembangunan jalan tol yang
hampir tak terhitung.
Ada banyak berbagai kepentingan dan kemampuan akademik khusus, beberapa praktisi
yang tidak setuju di antara mereka sendiri;-satunya orang yang tampak kompeten untuk mengambil
keputusan apapun sama sekali adalah seseorang yang pelatihan dan pemikiran yang seharusnya mencakup
mereka semua. Hal ini, tentu saja, adalah umum perencana perkotaan dan daerah. Ini bukan titik
di mana untuk membahas penyelesaian masalah hanya disebutkan, bahkan, ada cukup

Perencanaan, perencana dan rencana • 9
tidak ada resolusi yang jelas, dan yang paling perencana dapat dilakukan adalah untuk mencoba mencapai keputusan dalam
yang jelas dan eksplisit kerangka - mana, satu harapan, gaya baru perencanaan membantu dia
atau dia lakukan.
Contoh telah diberikan hanya untuk menggambarkan kualitas unik, dan unik
kesulitan, dari jenis perencanaan yang pokok buku ini. Kesimpulannya: perkotaan
dan perencanaan wilayah spasial atau fisik adalah: ia menggunakan metode umum untuk perencanaan
menghasilkan desain fisik. Karena meningkatnya pengaruh umum ini meth -
ods, itu adalah proses yang berorientasi daripada terhadap produksi satu-shot (atau
keadaan-akhir) rencana. Pokok materi adalah benar-benar bagian dari geografi yang bersangkutan
perkotaan dan daerah dengan sistem; tetapi perencanaan itu sendiri adalah suatu jenis manajemen untuk sangat
sistem yang kompleks. Dan lebih jauh, itu harus multidimensi dan multi-objektif
lingkup, inilah yang membedakan dari hasil kerja dari banyak profesional lain yang
kerja cukup dapat digambarkan sebagai perencanaan dengan komponen spasial.
Struktur buku ini
Sisa buku ini jatuh ke dalam lima bagian. Bab 2 dan 3 garis besar sejarah awal
pembangunan perkotaan di Britania, dengan referensi khusus kepada perubahan yang ditimbulkan
oleh Revolusi Industri, dan kontribusi dari para pemikir terkenal dan penulis awal
perencanaan perkotaan selama periode 1880-1945. Bab 4 mengambil cerita Inggris
melalui tahun 1930-an dan 1940-an, yang menggambarkan tantangan baru ketidakseimbangan regional yang
muncul di Great Depression 1929-32, dan penciptaan berikutnya sesudah perang
mesin perencanaan penerbitan berikut Laporan Barlow 1940. Bab 5 dan
6 menganalisis sejarah sesudah perang, dan berusaha untuk memberikan penilaian pada kinerja
sistem perencanaan, pertama di tingkat daerah yang luas dalam hal perencanaan ekonomi, kemudian di
skala kota dan wilayah kota dalam hal perencanaan kota. Bab 7 dan
8 mencoba melakukan perencanaan komparatif melihat pengalaman di negara industri maju lain -
mencoba, Bab 7 untuk Eropa Barat dan Bab 8 untuk Amerika Serikat. Terakhir, Bab
9 memberikan garis besar urutan rencana daerah perkotaan dan pembuatan, dengan intro -
duction dengan beberapa teknik yang lebih penting yang terlibat pada berbagai tahap ini
proses; itu sengaja ditulis untuk memberikan jembatan ke buku-buku teks lebih maju
perencanaan, yang berhubungan dengan proses-proses tersebut secara lebih rinci. Tapi buku ini, seperti telah saya menekankan
dalam Kata Pengantar, harus berakhir di sana, tetapi tidak mencoba untuk bersaing dengan buku-buku teks tersebut, tetapi untuk
menyediakan kerangka historis yang diperlukan perkenalan kepada mereka.
Bacaan lebih lanjut
Andreas Faludi, Perencanaan Theory (Oxford: Pergamon, 1973), adalah pengenalan yang baik
pertanyaan-pertanyaan ini. John Friedmann, Perencanaan dalam Domain Publik (Princeton, NJ:
Princeton University Press, 1988), adalah pengobatan yang paling komprehensif. Lain yang bagus
account adalah dari Patsy Healey, Perencanaan Penggunaan Lahan dan Mediasi Perkotaan Perubahan:
Sistem Perencanaan Inggris in Practice (Cambridge: Cambridge University Press, 1988)
dan Patsy Healy, kolaboratif Perencanaan: Membentuk Places in Fragmented Societies
(Basingstoke: Macmillan, 1997).